Sunday, October 23, 2005

Menyauk Air dengan Telapak Tangan Terbuka

Sudah menjadi kebiasaan saya setiap kali menemukan perumpamaan-perumpamaan, saya sering mempraktekkannya dengan makna yang tersurat. Saat mencuci piring usai berbuka puasa kemarin, sayapun memasukkan telapak tangan terbuka ke dalam air dan membawanya ke mulut. Sebenarnya, tanpa dipraktekkan saya sudah bisa menebak apa hasilnya. Tapi inilah salah satu kesenangan saya. Mungkin dengan begitu, perumpamaan itu akan terus membekas di hati saya hingga maut menjemput.

Perumpaan di atas saya temukan sore kemarin saya saat membaca Al Qur’an surah Ar Ra’d (Guntur) ayat ke 14 yang bermaksud:

Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do’a yang benar. Dan berhala-hala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air itu tidak dapat sampai kemulutnya. Dan do’a (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.

Maknanya cukup jelas sekali, meminta kepada berhala adalah pekerjaan yang sia-sia, seperti menyauk air dengan telapak tangan terbuka. Sudah tahu berhala itu adalah buatan mereka (orang yang menyembah berhala, eh malah mereka memohon kepada berhala-berhala itu. Mungkin hati dan pikiran mereka masih belum terbuka, saya berharap suatu saat mereka akan memperoleh hidayah Allah.

Kalau boleh, pemaknaan ini bukan hanya sebatas pada penyembahan berhala, tapi mungkin bisa juga saya gunakan untuk yang lainnya. Misalnya untuk mereka yang lebih meminta kepada dukun daripada Allah. Ataupun mereka yang mendewakan harta benda, dan menganggap kekayaan adalah segalanya.

Mungkin bisa juga untuk saya memaknai sesuatu pekerjaan yang tidak membawa manfaat hanya mendapatkan mudarat. Apalagi pekerjaan itu bertentangan dengan ajaran Allah. Mudah-mudahan saya tidak mudah terjebak dalam hal yang sia-sia. Amin.

No comments:

PeTuaH

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan