Tuesday, January 24, 2006

Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Tahanan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1999


Itu adalah skripsi pertama yang saya buat. Ada satu hal yang bikin saya sampai sekarang jadi geli hati. Sejak tersebarnya berita bahwa skripsi Tirta mendapat nilai A, teman-teman memanggil saya dengan Sarjana Hukum. Hahahaha… bagi mereka saya berhak juga mendapatkan gelar tersebut.

Sebenarnya kalau mau belajar dan memahami metode penulisan skripsi maka tidak akan sulit membuat sebuah skripsi. Ini bukan karena sombong, setelah saya membuat skripsi tersebut, baru saya merasa betapa mudahnya membuat skripsi. Yang penting rumusan masalah harus di paparkan pada Bab pembahasannya. Jangan pernah lari dari konsep itu. Itulah metode dalam penulisan skripsi hukum. Kalau untuk jurusan lainnya, saya tidak tau bagaimana metode penelitiannya.

Bab Pendahuluan bagi saya sangat mudah sekali. Hanya memaparkan latar belakangnya, metode penelitian, kerangka teoritis, dan lainnya. Saya cukup merujuk pada buku panduan penulisan skripsi. Kalaupun ada kendala, saya berkonsultasi dengan adik saya, Rodhiyah.

Bab 2 Tentang gambaran lokasi penelitian, yaitu letak dan keadaan bangunan, tugas dan wewenang pegawai Rutan, dan juga keadaan penghuni Rutan, yang termasuk di dalamnya adalah tanahan dan narapidana. Saya juga menjelaskan kegiatan penghuni Rutan sehari-hari. Sebenarnya saya tidak tau persis bagaimana kondisi Rutan tersebut, karena yang melakukan tinjauan ke lapangan adalah Tirta sendiri, saya hanya menuliskan hasil pengamatan Tirta di lapangan.

Pada Bab 3 saya menemui kesulitan. Pada Bab ini saya diharus menjelaskan tentang produk hukum yang dipakai dalam skripsi tersebut. Jadi saya harus mempelajari setiap pasal yang tedapat dalam produk hukum tersebut. Setelah saya pelajari dan mencari informasi tambahan tentang sejarah produk hukum tersebut, seperti apa yang melatarbelakangi dikeluarkan PP tersebut.

Bab 4 bagi saya tidak ada hambatan, dengan lancarkan sekali saya bisa membahas semua rumusan masalah. Saya paparkan pelayanan kesehatan tahanan, dari kondisi poliklinik, persediaan obat-obatan, tenaga medis, kondisi lingkungan dan pengelolaan makanan di Rutan.

Apalagi pada Bab 5 cuma menarik kesimpulan dari hasil penelitian. Adapun kesimpulan dari penelitian tersebut adalah:

Pertama, pelayanan kesehatan tahanan di Rumah Tahanan Negara Cabang Bengkalis di Selatpanjang sudah terlaksana tapi belum optimal. Hal ini terlihat dari adanya jumlah tahanan yang sakit dan jumlahnya yang terus meningkat. Sebanyak 72% persen dari tahanan yang berada di Rumah Tahanan Negara Cabang Bengkalis di Selatpanjang mengatakan bahwa buruknya pelayanan kesehatan tahanan pada Rumah Tahanan Negara Cabang Bengkalis di Selatpanjang.

Kedua, dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan tahanan, pihak Rumah Tahanan Negara Cabang Bengkalis di Selatpanjang menemui hambatan-hambatan, yaitu keadaan alam yang membuat banjir komplek bangunan hingga masuk ke dalam sel tahanan. Selain itu, buruknya keadaan sanitasi, kurangnya tenaga kesehatan, terutama tenaga dokter, kurangnya obatan-obatan, sarana dan prasarana serta keadaan tahanan itu sendiri yang kurang menjaga kebersihan pribadi, turut menjadi hambatan dalam pelayanan kesehatan tahanan.

Ketiga, dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut pihak Rumah Tahanan Negara Cabang Bengkalis di Selatpanjang telah melakukan upaya mengatasi hambatan, diantaranya seperti mencegah banjir dengan membuat sekat pada pintu-pintu sel, agar tidak sampai memasuki ke sel tahanan, meningkatkan kebersihan lingkungan dan dengan menambah anggaran dana untuk pelayanan kesehatan.



Skripsi Oh Skripsi

Sebelum ini saya hanya tau skripsi itu adalah tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana. Apa isinya dan gimana caranya membuatnya saya sama sekali tidak tau. Memang sebelum ini saya sering mengetikkan skripsi untuk orang tapi tidak memperhatikan bagaimana metodelogi penulisannya.

Belakang saya mulai mengerti, cara-cara penulisan skripsi dan setiap metode yang digunakan untuk penulisan skripsi itu bisa beda antara fakultas satu dengan fakultas yang lainnya. Hal ini banyak saya dapatkan dari adik saya, Rodhiyah. Dia kuliah di Fakultas Hukum Lancang Kuning. Waktu dia bikin proposal untuk skripsi, saya sering bantu-bantu dia mencarikan bahan di internet. Dari situ saya mulai mengerti cara-cara membuat sebuah penelitian ilmiah atau skripsi.

Gak tau kenapa, kebanyakannya teman-teman yang sama-sama kuliah dengan Rodhiyah sering meminta bantuan saya untuk membuatkan skripsi. Siapa saya? siapa mereka? Masa minta tolong buatkan skripsi dengan orang yang gak pernah kuliah. Kadang-kadang saya sering ketawa sendiri. Permohonan mereka itu sering saya tolak dengan baik. Kadang saya nasehatin, lebih baik bikin skripsi sendiri supaya dalam ujian tidak mendapatkan kesulitan. Mendengar nasehat saya, satu persatu mundur, dan akhirnya mencari orang lain untuk membuatkan skripsinya.

Alasan mereka itu aneh, "gak bisa." Gak bisa apanya saya juga nggak ngerti. Padahal udah dikasi pelajaran tentang cara2 penulisan skripsi, udah dikasi buku petunjuk, masa gak bisa? Ada lagi, alasannya adalah karena sibuk kerja. Ini lebih gak masuk akal lagi. Masa dalam waktu 3 bulan sibuk terus, gak ada waktu luang. Kalau memang sibuk, sebaiknya mereka mengangkat masalah yang berada di lingkungan kerjanya, jadi kerja sambil meneliti, lebih efisien dan praktis.

Suatu malam di bulan Desember 2005, Tirta datang ke rumah minta tolong kepada saya untuk dibuatkan skripsi. Sebelumnya dia udah merengek-rengek kepada Rodhiyah, tapi ditolak karena Rodhiyah juga belum menyelesaikan skripsinya. Melihat wajahnya yang memelas saya jadi kasihan. Tapi sebelumnya saya katakan bahwa saya tidak pernah kuliah dan gak pernah membuat skripsi. Dan dengan catatan, dia sendiri yang mengumpulkan data dan melakukan penelitian di lapangan.

Penulisan skripsi ini membuat hari-hari saya menjadi sibuk, siang dan malam saya hanya memikirkan skripsi. Apalagi minta skripsinya cepat diselesaikan karena waktu bimbingan dan pendaftaran skripsi udah hampir habis. Saya terpaksa kerja lebih keras, ketika Tirta minta waktunya dipercepat lagi. Dalam waktu dua minggu saya bisa menyelesaikan skripsi. Maka jadilan skripsi saya yang pertama.

Waktu bimbingan, skripsi yang saya buat tersebut tidak banyak di coret-coret pembimbing, baik Pembimbing I maupun Pembimbing II. Hanya ada sedikit kesalahan yang tak berarti. Setelah selesai sidang, skripsi Tirta mendapat nilai A. Ini membuat geli hati saya, seorang yang gak pernah sekolah di universitas bisa bikin sebuah skripsi dengan nilai A.

Saya pikir kesibukan saya sudah selesai begitu selesainya skripsi Tirta. Tapi ternyata tidak. Wija, kembali membuat saya sibuk lagi dengan skripsi. Awalnya saya hanya membantu dia untuk mengedit pengetikan dan memperbaiki kalimat-kalimat yang salah. Tapi ketika saya mengedit skripsinya, saya temui banyak kesalahan dalam metode penelitiannya dan penyajiannya. Akhirnya saya jadi terbawa dalam penulisan skripsi tersebut. Sebagian dari skripsi tersebut adalah hasil pemikiran saya. Dalam waktu yang begitu singkat yaitu 1 minggu, skripsi Wija selesai.

Saya masih salut dengan Tirta dan Wija, walaupun skripsi mereka bukan seutuhnya hasil pemikiran mereka, tapi mereka masih berusaha untuk langsung melakukan penelitian di lapangan, masih terlihat mereka ikut bekerja dalam skripsi tersebut. Namun ada sebagian mahasiswa lainnya yang hanya santai dengan membayar 2 jutaan untuk sebuah skripsi tanpa harus capek-capek melakukan penelitian di lapangan apalagi memikirkannya. Yang lucunya, udah bayar mahal, skripsi mereka banyak yang salah dan harus diperbaki kembali.

Kenapa juga kuliah kalau tidak sanggup bikin skripsi?

Hari Yang Melelahkan

Hari ini benar-benar hari yang melelahkan bagi saya. Mulai bangun tidur sudah saya planing-kan untuk menuntaskan rutinitas, dari beres-beres rumah, mencuci piring, menyiram tanaman, dan memberi makan kepada hewan peliharaan saya yang baru, yaitu dua ekor kelinci yang masi imut dan lucu. Ada sejumlah urusan harus saya tuntaskan dalam satu hari ini. Tadi malam, kakak ipar saya memaksa saya untuk melamar sebagai CPNS di Perhubungan Laut. Maka tadi siang semua persyaratan harus di siapkan.

Pukul 7.00 pagi saya sudah siap mandi dan berpakaian yang rapi. Yang pertama harus saya kerjakan adalah pergi ke studio foto, hehehehe... mo foto-foto dulu karena syaratnya harus ada poto. Berhubung hari ini semua berkas harus siap, maka saya foto langsung jadi, yang harganya mak... mahal banget, sedangkan foto yang diperlukan banyak sekali, yaitu untuk bikin SKBB, dan kartu kuning.

Sekali jepret harganya 20 rebu untuk poto ukuran 3x4 cm sebanyak 4 lembar. Tiba-tiba lampu di kepala saya idup, ada akal untuk memperbanyak foto tanpa banyak mengeluarkan biaya. Setelah pulang dari studio foto saya langsung scan foto saya yang baru jadi. Udah gitu, saya print aja dengan kertas foto. Hasilnya ada foto ukuran 4x6 cm dan 3x4 yang banyak jumlahnya.

Satu masalah sudah teratasi. Jam menunjukkan pukul 8.30 wib, langsung saya pergi ke Puskesmas untuk mendapatkan surat keterangan sehat jasmani dan rohani. Berhubung di puskesmas ada sodara, jadi pengurusannya gak terlalu rumit, cukup meninggalkan biodata saya langsung ke mengurus tetek bengek yang lainnya.

Tujuan selanjutnya adalah Kantor Ketenagaan Kerja bikin kartu kuning, nah dari sini dimulai kesibukan. Saya harus melengkapi persyaratan-perysaratan lainnnya. Begitu juga waktu mengurus SKBB. Mana antriannya panjang dan harus menunggu lama. Wiih... benar-benar melelahkan.

Selesai semuanya hampir jam 4 sore. Jadi lupa makan, untung aja saya lagi libur sholat. Setelah itu saya harus membantu adik saya membuatkan kandang untuk kelinci. Hihihihii... Walaupun letih tapi asik banget.

Sunday, January 08, 2006

Kembali Lagi

Tidak sadar sudah lama saya tidak menulis di sini. Ada sebuah kerinduan di hati ini untuk menyusun huruf dan kalimat di blog ini. Tiga bulan terakhir saya benar-benar di kejar kesibukan. Sebenarnya pada saat ini ingin sekali saya menulis tentang kejadian yang saya alami selama tiga bulan terakhir yang membuat saya terpaksa meninggalkan hobby menulis.

Seperti pada Nopember 2005 kemarin, saya harus ke Pekanbaru untuk menemani adik saya, Rodhiyah menjalani operasi ringan. Pulang dari Pekanbaru harus mengejar waktu melesaikan kerja yang terbengkalai.

Beres satu pekerjaan muncul lagi pekerjaan yang begitu menyita waktu. Tirta, meminta bantuan saya untuk menyelesaikan skripsi dalam waktu 2 minggu. Dalam waktu-waktu masih banyak lagi kejadian yang membuat detak jantung berdegub keras dan bikin saya tidak bisa tidur 2 hari. Benar-benar saya merasakan keletihan.

Sekarang aja masih saja disibukkan dengan pekerjaan, tapi masih bisa curi-curi waktu untuk menulis hihihihihi.... Lain waktu akan saya tulis semua kejadian di atas di Blog ini.

PeTuaH

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan