Thursday, July 25, 2013

BBM, KEMARAU DAN SEDEKAH

Tausiah dimana-mana dan oleh ustad siapa saja baik yang kondang maupun yang belum terkenal sering menyampaikan kita untuk bersedekah. Terutama sekali di bulan Suci Ramadhan ini. Dengan sedekah, insyah Allah bukan mengurangi harga kita, tapi malah sebaliknya akan terus menambah amal, pahala dan juga rezeki, multiefek yang sudah kita semua sudah mnegetahuinya sejak lama. Dan di bulan Ramadhan ini pula kita diminta untuk memperbanyak sedekah.

Disisi lain, masyakaat Selatpanjang disibukkan dengan mencari akar permasalahan kelangkaan BBM dan kelangkaan air (kemarau). Kalau BBM langka beribu alasan yang telah terungkap dari pihak Disperindag, pengecer dan mereka penimbun minyak. Alasan kemarau pun kita menebak-nebak ujian dari Allah SWT.

BBM tidak ada, mungkin kita bisa berhemat dengan tidak menggunakan kendaraan, bagi yang punya rezeki lebih mereka tetap membeli BBM dengan harga yang super mahal. Namun, sebanyak apapun uang kita hari ini, ia tidak akan bermakna jika air sudah sulit didapatkan.

KETAMAKAN, KESERAKAHAN dan sikap tidak mau berbagi (termasuk mereka-mereka yang sengaja bermain dalam hal membuat minyak langka dan mahal) mungkin salah satu alasan Allah untuk pending hujan di bumi Meranti dan berbagai alasan Sang Pencipta yang memang menjadi rahasiaNya.

Kalau saja, penguasa negeri tidak korupsi, pengusaha minyak tidak pelit, seluruh masyarakat meranti ini mau saling berbagi, BERSEDEKAH dengan arti yang luas... rasanya negeri ini tidak akan ditimpa kesulitan air seperti ini. Wallahu'alam.

JANGAN BERDAKWAH, BERIKAN KETELADANAN

“Sampaikan dariku walau hanya satu ayat”
Hadist Rasulullah tersebut pendorong bagi kaum Islam untuk menyebarkan dakwah. Ya, Dakwah ini pula belakangan menjadi trend bagi masyarakat kita, kemudian bermunculan pen-dakwah2 muda yang keren nampang di televisi, kita pun terbius tausiyah2 nan indah. Hampir seluruh televisi pula menayangkan program-progam tausiyah. Bahkan pendakwah lokal pun tak kalah keren dengan dai kondang di televisi.

Pertanyaannya, semakin banyak kita mendengarkan dakwah, apakah sudah mampu merubah sikap kita menjadi lebih baik???

Tapi sekarang kenapa semakin banyak koruptor tumbuh di negeri ini?? Ini yang sering bermain di benak saya. Baru-baru ini kita dengar kasus korupsi pengadaan Al Qur'an, daging impor yang dilakukan oleh tokoh politik dari partai Islam, pendiri pasantren tapi berprilaku bejat.

Memasuki Ramadhan kemarin, saya bersama rekan-rekan Komunitas Wartawan Peduli Kasih (KOWALISI) melakukan kegiatan REAL, KONGKRIT yaitu pemberian santunan kepada masyarakat miskin dan pemulung. Ada yang merespon kegiatan ini dengan baik, namun tidak sedikit pula yang menaruh curiga dan mencemeeh apa yang kami lakukan. Apalagi kegiatan tersebut dipublikasikan luas melalui media masing-masing wartawan tsb.

Lantas apa komentar mereka?
"Wartawan tidak usahlah ngurus hal-hal begini, urus yang jelas-jelass sajalah, pembangunan daerah yang bla bla bla..."
"Kenapa yang dibantu pemulung? Pemulung di Selatpanjang itu tidak miskin, pemulung di Selatpanjang itu adalah orang luar"
"Kenyanglah, pasti banyak untung yang didapat, ya?"
"Kalau mau bagi-bagi dan sedekah itu, tidak perlu dipamerkan"

Atas reaksi tersebut saya tidak banyak BICARA, karena dakwah lisan sudah tidak mampu lagi membuka minda masyararakat kita. Meskipun dakwah disampaikan oleh seribu dai kondang, jika hati mereka sudah tertutup, mereka tidak akan bisa menerima apa-apa hikmah yang disampaikan. Karena keteladanan di saat sudah pudar, tidak seperi ketika zaman Rasulullah dan para Kalifahnya. Selain berdakwah, mereka juga memberikan sikap keteladanan dalam kehidupan mereka sehari-hari, sebuah tindakan yang NYATA.

Keteladanan, inilah yang harus dimiliki oleh para pemimpin, para orang tua, para tokoh masyarakat, para alim ulama, para guru dan pada diri kita sediri. Karena saat ini keteladanan itu sudah pudar dikalangan masyarakat kita.

Wednesday, May 08, 2013

Optimalkan Pelayanan, Tim Mobile BPMPPT Turun Ke Kecamatan

Drs Defril MSi, Kepala BPMPPT Meranti
SELATPANJANG - Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kabupaten Kepulauan Meranti terus berupaya meningkatkan pelayanan yang lebih maksimal ditengah-tengah masyarakat. Upaya tersebut termasuk dengan mengerahkan tim mobile ke seluruh wilayah Kecamatan yang ada.
 
Seperti diungkapkan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kabupaten Kepulauan Meranti, Drs Defril MSi, Selasa (7/5) di Selatpanjang. Selain bertujuan untuk memantapkan pendataan perizinan usaha di seluruh Kecamatan, kerja tim juga diharapkan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
 
“Kita berupaya memberikan pelayanan yang lebih baik dengan kegiatan jemput bola di setiap Kecamatan. Personil yang diturunkan terbagi dalam tiga tim. Tugas mereka tidak hanya melakukan pendataan sejumlah potensi perizinan, namun juga memberikan sosialisasi pemahaman kepada masyarakat menyangkut ketentuan perizinan yang berlaku berdasarkan Peraturan Daerah,” ungkapnya.
 
Kegiatan tim mobile itu, kata Defril, sudah dilakukan sejak Jumat pekan lalu di Kecamatan Rangsang, kemudian dilanjutkan pada hari Senin kemarin di Kecamatan Merbau, dan selanjutnya akan mendatangi kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti.
“Ada 40 jenis kewenangan pemberian izin yang ada di BPMPPT, yang akan dipantau dan disosilaisasikan oleh tim ke setiap kecamatan dalam waktu temporer,” ujarnya.
 
Ia menambahkan, target yang ingin dicapai tidak hanya untuk memaksimalkan pelayanan ditengah-tengah masyarakat, namun juga dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah. “Adapun 40 kewenangan perizinan itu antara lain menyangkut Tanda Daftar Gudang, SITU, SIUP dan lainnya,” jelas Defril. rahmi

Leukemia Tak Surutkan Semangat Dwi Fitriani Ikuti UN

SELATPANJANG –Walaupun menahan rasa sakit akibat kanker darah yang dideritanya, Dwi Fitriani  tetap berjuang mengikuti ujian nasional (UN) kesetaraan Paket B di PKBM Daya Guna, Desa Alahair. Dwi Fitriani yang lahir pada 7 Februari 1997, meskipun usianya remaja, namun fisiknya masih seperti anak-anak berumur 11 tahun. Fitriani bertekad menamatkan pendidikan di SMP yang pernah ia tinggalkan karena penyakit yang dideritanya. Semangatnya untuk terus bersekolah pun didukung orangtua, dan pihak PKBM yang selalu memabntu dan membimbingnya dalam belajar.
 
Menurut Pengelola PKMB Daya Guna, Mahmudin, penyakit Leukimia atau kanker darah, yang telah bersarang ditubuh Dwi Fitriani sejak ia duduk dibangku SD. Setelah menamatkan SD, ia tidak melanjutkan ppendidikan ke jenjang SMP, karena orang tuanya khawatir jika bersekolah akan memperparah kondisinya, yang sering tiba-tiba pingsan. Namun, semangatnya untuk belajar tidak pernah pudar, meskipun tidak sekolah ia belajar di rumah dengan mengundang seorang guru privat.
 
“Semangatnya untuk belajar memang tinggi, anaknya cukup cerdas juga layaknya anak-anak normal. Kemarin orang tuanya memberikan homeschooling dengan mendatangkan guru privat namun materi pembelajaran tetap dari sekolah, namun Fitriani berkeinginan sekolah layaknya anak-anak remaja lainnya disekolah formal, namun dengan kondisi yang tidak memungkinkan, dia harus mengikuti paket B. Keinginannya ingin menyelesaikan sekolah hingga SMA dan mendapatkan ijazah, bahkan kalau memungkinkan ia ingin kuliah,” tutur Mahmudin.
 
Dijelaskan pula Mahmudin bahwa, seharusnya pada  saat berlangsung UN, Fitriani diharuskan melakukan transfusi darah ke Pekanbaru, namun ia tidak mau lagi menunda UN, sehingga ia harus melawan penyakitnya agar bisa menuntaskan UN dan menadapatkan ijazah setingkat SMP.  “Ini harusnya menjadi contoh buat anak-anak kita yang sehat, agar mereka bersemangat dalam belajar. Sedangkan Fitriani yang lagi sakit bisa bersemangat bersekolah dan mengikuti UN,” sebutnya.
 
Sayangnya, kami tidak bisa mewawancarai langsung Fitriani yang sedang mengikuti UN. Begitu usai UN, Fitriani pun langsung berangkat ke Pekanbaru untuk menjalani pengobatan rutin, dan transfusi darah. Rahmi
 

PeTuaH

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan