Wednesday, October 11, 2006

Nyanyian di Bulan Ramadhan

Tadi siang saya chat dengan seorang teman yang kebetulan lagi sahur. Karena sudah lama tidak chat bersama, saya mengira ini akan menjadi obrolan yang yang menarik, penuh hikmah dan manfaat. Tapi sayang seribu kali sayang, lampu tiba2 mati. Gagallah harapan dan impian saya itu.

Gagal chat, akhirnya saya raih mp3 player, stel lagu yang ada di dalamnya, sambil menunggu dan berharap listrik akan hidup kembali. Dalam penantian yang cukup lama Muncullah keinginan untuk menulis lagi. Kali ini tulisan tentang music atau nyanyian.

Sebuah tulisan di Elfata vol.4.11/2004 (koleksi lama saya) menuliskan tentang beberapa adab yang harus ditinggalkan selama bulan puasa, yaitu:
1. Tinggalkan yang haram
2. Jauhi Ghibah dan namimah (beberapa waktu lalu sudah ditulis oleh Febdian)
3. Menjauhi diri dari yanyain dan musik

Wah, seperti saya melakukan kesalahan karena memutar lagu dari mp3 player di bulan Ramadhan. Mari kita lihat apa yang selanjutnya dikatakan dalam tulisan itu.

Sebagian ulama berpendapat bahwa nyanyian akan menyebabkan kaum muslim meninggalkan dzikir kepada Allah. Baginda Rasulullah SAW memperingatkan tentang hal ini dengan menggandengkan musik dengan perzinaan.

“Akan ada diantara umatku, beberapa kelompok orang yang menghalalkan zina, sutera, kharm dan alat-alat musik” (Al Bukhari)

Banyak orang meminati musik, hampir setiap hari kehidupan manusia dihiasi dengan musik. Saat bekerja pasti akan lebih enak bila mendengar lagu. Bisa dikatakan musik mampu mempengaruhi jiwa dan mampu membuat manusia larut ke dalamnya.

Sebuah lagu cinta yang romantis, mampu menerbangkan angan manusia kepada pacar, wih…. indah sekali. Ketika mendengar lagu lawas, kita akan dibawa ke masa lalu, yang terbayangkan adalah kenangan lama bersama teman-teman lama atau kenangan bersama mantan pacar.
Yah, kalau sudah begini tentu saya membuat manusia memalingkan hati dari dzikrullah.

Mp3 player masih terus memainkan lagu-lagu yang saya minati. Enggan saya menghentikannya. Lagu yang mengalun begitu merdu untuk ditinggalkan. Jiwa dan raga saya sudah ikut mengalun mengiringi lagu-lagu yang dimainkan.

Lagu-lagu Opick dari album barunya yang bertajuk Semesta Bertasbih, memang sengaja saya jadikan penghibur saya saat bekerja, membaca, maupun menulis, dan pengantar tidur. Rasanya tak salah jika saya memainkan music, karena ia menambah kecintaan dan ketaqwaan saya kepada Allah dan tak meninggalkan dzikrullah.

Ada sebuah lagu dalam album Semesta Bertasbih yang bila saya mendengarnya terasa jiwa bergetar. Tajuk lagunya adalah Taqwa. Perpaduan antara suara Opick yang khas, lirik yang dasyat dan aransemen yang memukau membuat lagu ini seperti memiliki ruh.

Ada seseorang meminjam mp3 player saya, kebetulan lagu yang pertama dimainkannya adalah lagu Taqwa. Belum separuh lagu yang dimainkan, ia berkomentar lagunya ngeri sekali, dan membuat ia merinding, sampai-sampai dia menghentikan lagu tersebut. Hehehe… aneh juga tuh.

Mungkin pembaca sudah pernah mendengar lagu tersebut, bagi yang belum pernah mendengarnya buruan beli album Opick. Kok jadi promosi ya….
Nah, dibawah ini saya tuliskan lirik dari lagu Taqwa tersebut, harapan saya gak banyak, semoga aja suka.

Laa ilaaha illallaah, Laa ilaaha illallaah, Laa ilaaha illallaah, Laa ilaaha illallaah,
Laa ilaaha illallaah, Laa ilaaha illallaah, Laa ilaaha illallaah, Laa ilaaha illallaah,

Ku bersujud padaMu
Pasrahkan diri di ke-maha-anMu
Ku berlindung selalu
Pada dosa-dosa dan setiap salahku
Kau jagalah, lindungilah, cintailah aku….

Laa ilaaha illallaah, Laa ilaaha illallaah, Laa ilaaha illallaah, Laa ilaaha illallaah,
Laa ilaaha illallaah, Laa ilaaha illallaah, Laa ilaaha illallaah, Laa ilaaha illallaah,

Setiap detik yang berlalu
Menghitung diriku, bertanya padaku
Akankah sia-sia
Bila akhir waktu datang memanggilku
Kau jagalah, lindungilah, selamatkan aku….

Allah, Allah, Allah.



Tuesday, October 10, 2006

Perselisihan Surga dan Neraka

Ada sebuah tulisan di Febdian.net yang berjudul Nabi-nabi Penjelajah Antariksa, yang didalam tulisan tersebut mengatakan bahwa surga dan neraka belum ada pada saat ini. Hal ini mengingatkan saya kepada kisah dua sahabat saya. Mereka memperdebatkan masalah surga dan neraka. Yang satu mengatakan bahwa surga dan neraka itu sudah ada, sedangkan pendapat sahabat saya yang satunya lagi berbeda, ia mengatakan bahwa surga dan neraka belum ada pada saat ini.

Saya yang tidak punya banyak ilmu untuk memahami masalah ini hanya duduk diam memerhatikan kedua sahabat yang saling bertegang urat leher itu. Saya juga tidak terlalu menghiraukan dengan apa yang mereka perdepatkan. Walaupun saya lebih cendrung pada pendapat salah satu dari sahabat itu. Dalam hati kecil kecil saya cuma berkata, kenapa harus diperdebatkan.

Tapi suatu saat saya pasti akan mendapat pertanyaan dimakah surga dan neraka itu, dan apakah ia benar-benar ada? Pertanyaan seperti itu bisa datang dari siapa saja, bahkah anak kecil yang baru berumur 3 tahun. Alangkah sayangnya jika suatu saat nanti, jika saya memiliki anak dan ia akan bertanya tapi saya tidak bisa menjawabnya. Sekarang ini saja saya sudah direpotkan oleh keponakan-keponakan saya yang rasa ingin tahunya sangat besar.

Dalam Al Qur’an saya hanya mendapatkan gambar-gambaran surga dan neraka, tidak saya temukan ayat yang mengatakan bahwa surga dan neraka itu sudah ada saat ini ataupun mengatakan surga itu belum ada saat ini. Akhirnya saya labuhkan pertanyaan ini kepada Ayah saya.

Pengetahuan manusia tentang hal-hal ghaib sangat terbatas. Sebagai umat Islam kita diwajibkan meyakini hal-hal ghaib. Begitulah yang dikatakan Ayah saya. Untuk memuaskan hati saya, sehari sebelum Ramadhan Ayah menghadiahkan sebuah buku kepada saya yang berjudul I’itiqad Alhussunnah Wal-Jama’ah.

Buku tersebut menguraikan perselisihan faham antara golong-golongan yang ditimbul dalam agama Islam. Dan perpecahan atau perselisihan faham tersebut sebelumnya sudah diprediksi oleh Baginda Rasulullah Saw.

Sabda Baginda Rasulullah Saw:

Maka bahwasanya siapa yang hidup (lama) diantaramu niscaya akan melihat perselisihan (faham) yang banyak. Ketika itu pegang teguhlah Sunnahku dan Sunnah Khalifah Rasyidin yang diberi hidayah. Pegang teguhlah itu dan gigitlah dengan gerahammu.” (HR. Imam Abu Daud dll).

Perselisihan faham antara kedua sahabat saya tadi, adalah salah satu dari yang diucapkan Baginda Rasulullah dalam hadits di atas.

Jauh sebelumnya, saya meyakini bahwa surga dan neraka itu memang ada pada saat ini. Saya tidak punya alasan yang cukup kuat untuk ini. Cuma saya punya konsep yang sangat sederhana. Surga adalah tempat yang dijanjikan oleh Allah bagi umat yang mentaatiNya, sedangkan neraka adalah ancaman bagi mereka yang mengingkari Allah SWT.

Ketika masih kecil, saya sering mendapat ancaman dari orang tua, jika tidak mengaji akan dirotan. Rotan disini berperan sebagai ancaman bagi saya jika tidak mengaji. Kenapa harus rotan? Kenapa bukan diberi ancaman yang lain? Jawabannya karena orang tua saya memang memiliki rotan dan menyediakan rotan sebagai hukuman untuk anak-anaknya yang tidak mengaji.

Sebagian orang tua suka memberikan imbalan atau janji kepada anaknya jika meraih prestasi yang cemerlang. Misalnya jika puasa penuh 30 hari atau dapat juara 1 di kelas, maka orang tua akan menghadiahkan liburan ke suatu tempat wisata. Tentu saja tempat wisata itu sudah ada. Tidak mungkin dijanjikan dengan tempat yang tidak ada ataupun belum ada.

Seorang yang kakinya pincang gak akan mengancam akan menendang, perampok yang cuma punya golok tidak akan mengancam akan menembak. Seorang tidak akan mengajak ke Ancol bila Ancol tidak ada pada saat ini di Jakarta. Jadi menurut saya Allah SWT tidak akan memberi ancaman neraka, menjanjikan surga, menceritakan gambaran-gambaran neraka atau surga bila keduanya itu tidak ada, atau belum diciptakan.

Tapi apa yang saya ucapkan ini bukanlah berarti saya menyamakan Allah dengan manusia. Tiada satu apapun yang bisa menandingi kekuasaan Allah dan tiada satupun yang menyerupaiNya.

Bila ada yang tidak sependapat dengan saya, silahkan beri komentar, mungkin saja pendapat saya yang salah. Tapi jangan ajak saya berdebat tentang ini. Untuk apa memperdebatkan surga dan neraka ada atau tidak pada saat ini? Dari pada memperdebatkan ini lebih baik saya mencari jawaban bagaimana jalan mencapai ke surga dan terhindar dari neraka.

Bisa jadi apa yang saya yakini ini adalah salah, bisa jadi pendapat yang lainnya benar. Mudah-mudahan, siapa-siapa yang salah akan mendapat hidayah dari Allah, kembali ke jalan yang benar, dan siapa-siapa yang benar akan selalu dilindungi Allah dalam kebenarannnya yang diyakininya itu.

PeTuaH

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan