Tuesday, January 24, 2006

Skripsi Oh Skripsi

Sebelum ini saya hanya tau skripsi itu adalah tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana. Apa isinya dan gimana caranya membuatnya saya sama sekali tidak tau. Memang sebelum ini saya sering mengetikkan skripsi untuk orang tapi tidak memperhatikan bagaimana metodelogi penulisannya.

Belakang saya mulai mengerti, cara-cara penulisan skripsi dan setiap metode yang digunakan untuk penulisan skripsi itu bisa beda antara fakultas satu dengan fakultas yang lainnya. Hal ini banyak saya dapatkan dari adik saya, Rodhiyah. Dia kuliah di Fakultas Hukum Lancang Kuning. Waktu dia bikin proposal untuk skripsi, saya sering bantu-bantu dia mencarikan bahan di internet. Dari situ saya mulai mengerti cara-cara membuat sebuah penelitian ilmiah atau skripsi.

Gak tau kenapa, kebanyakannya teman-teman yang sama-sama kuliah dengan Rodhiyah sering meminta bantuan saya untuk membuatkan skripsi. Siapa saya? siapa mereka? Masa minta tolong buatkan skripsi dengan orang yang gak pernah kuliah. Kadang-kadang saya sering ketawa sendiri. Permohonan mereka itu sering saya tolak dengan baik. Kadang saya nasehatin, lebih baik bikin skripsi sendiri supaya dalam ujian tidak mendapatkan kesulitan. Mendengar nasehat saya, satu persatu mundur, dan akhirnya mencari orang lain untuk membuatkan skripsinya.

Alasan mereka itu aneh, "gak bisa." Gak bisa apanya saya juga nggak ngerti. Padahal udah dikasi pelajaran tentang cara2 penulisan skripsi, udah dikasi buku petunjuk, masa gak bisa? Ada lagi, alasannya adalah karena sibuk kerja. Ini lebih gak masuk akal lagi. Masa dalam waktu 3 bulan sibuk terus, gak ada waktu luang. Kalau memang sibuk, sebaiknya mereka mengangkat masalah yang berada di lingkungan kerjanya, jadi kerja sambil meneliti, lebih efisien dan praktis.

Suatu malam di bulan Desember 2005, Tirta datang ke rumah minta tolong kepada saya untuk dibuatkan skripsi. Sebelumnya dia udah merengek-rengek kepada Rodhiyah, tapi ditolak karena Rodhiyah juga belum menyelesaikan skripsinya. Melihat wajahnya yang memelas saya jadi kasihan. Tapi sebelumnya saya katakan bahwa saya tidak pernah kuliah dan gak pernah membuat skripsi. Dan dengan catatan, dia sendiri yang mengumpulkan data dan melakukan penelitian di lapangan.

Penulisan skripsi ini membuat hari-hari saya menjadi sibuk, siang dan malam saya hanya memikirkan skripsi. Apalagi minta skripsinya cepat diselesaikan karena waktu bimbingan dan pendaftaran skripsi udah hampir habis. Saya terpaksa kerja lebih keras, ketika Tirta minta waktunya dipercepat lagi. Dalam waktu dua minggu saya bisa menyelesaikan skripsi. Maka jadilan skripsi saya yang pertama.

Waktu bimbingan, skripsi yang saya buat tersebut tidak banyak di coret-coret pembimbing, baik Pembimbing I maupun Pembimbing II. Hanya ada sedikit kesalahan yang tak berarti. Setelah selesai sidang, skripsi Tirta mendapat nilai A. Ini membuat geli hati saya, seorang yang gak pernah sekolah di universitas bisa bikin sebuah skripsi dengan nilai A.

Saya pikir kesibukan saya sudah selesai begitu selesainya skripsi Tirta. Tapi ternyata tidak. Wija, kembali membuat saya sibuk lagi dengan skripsi. Awalnya saya hanya membantu dia untuk mengedit pengetikan dan memperbaiki kalimat-kalimat yang salah. Tapi ketika saya mengedit skripsinya, saya temui banyak kesalahan dalam metode penelitiannya dan penyajiannya. Akhirnya saya jadi terbawa dalam penulisan skripsi tersebut. Sebagian dari skripsi tersebut adalah hasil pemikiran saya. Dalam waktu yang begitu singkat yaitu 1 minggu, skripsi Wija selesai.

Saya masih salut dengan Tirta dan Wija, walaupun skripsi mereka bukan seutuhnya hasil pemikiran mereka, tapi mereka masih berusaha untuk langsung melakukan penelitian di lapangan, masih terlihat mereka ikut bekerja dalam skripsi tersebut. Namun ada sebagian mahasiswa lainnya yang hanya santai dengan membayar 2 jutaan untuk sebuah skripsi tanpa harus capek-capek melakukan penelitian di lapangan apalagi memikirkannya. Yang lucunya, udah bayar mahal, skripsi mereka banyak yang salah dan harus diperbaki kembali.

Kenapa juga kuliah kalau tidak sanggup bikin skripsi?

No comments:

PeTuaH

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan