Pujian yang Membuat Aku Malu
Banyak orang menyangka saya adalah lulusan S1. Penilaian itu berdasarkan prilaku saya sehari-hari. Seorang remaja SMA menilai dari banyaknya tumpukkan buku yang menghiasi meja kerja saya. Menurutnya, yang suka membaca buku itu kebanyakkannya dari golongan mahasiswa atau guru. Ada juga yang menilai dari karya tulis yang sering saya kirimkan di situs internet. Teman-teman saya, menilai dari kemampuan saya menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang sering mereka titipkan kepada saya. Pujian pun selalu mereka berikan kepada saya.
Padahal, masuk ke kampus saja, saya tidak pernah, apalagi mengikuti perkuliahan. Ada pula yang menduga saya adalah seorang guru. Bahkan lebih dari itu, saya pernah dibilang sebagai seorang dosen. Bukan tanggung-tanggung pujian itu. Benar-benar saya jadi malu. Meskipun apa yang mereka lakukan itu adalah sebuah pujian, tapi bagi saya itu adalah ejekan yang begitu membuat diri saya malu dan muak.
Tahun 2005 saya menulis 1 buah skripsi. Desember 2006 kemarin saya menyelesaikan dua buah skripsi. Januari 2007, 1 buah skripsi saya selesaikan, total semuanya adalah 4 buah skripsi. Tapi semua itu skripsi milik orang lain yang ingin mendapat gelar Sarjana. Yang bikin saya malu adalah skripsi itu diterima oleh Dosen pembimbing, tanpa mendapat banyak coretan.
Perang batin berkecamuk di hati. Saya menerima imbalan atas skripsi yang telah saya kerjakan. Tapi batin saya kadang-kadang berontak dan membenci apa yang saya lakukan itu. Ini adalah sebuah kesalahan, saya telah menipu para Dosen, saya telah menipu bangsa, dan yang lebih memalukan, saya telah mengantarkan orang yang tidak pantas untuk mendapatkan gelar kesarjanaan.
Saya mencoba bercermin dari kesalahan yang telah saya lakukan ini. Kenapa saya tidak mewujudkan anggapan-anggapan yang tinggi dari orang-orang tentang saya? Kenapa saya tidak kuliah saja? Kenapa saya tidak berusaha menjadi seorang pendidik? Mampukah saya mewujudkan itu semua?
Padahal, masuk ke kampus saja, saya tidak pernah, apalagi mengikuti perkuliahan. Ada pula yang menduga saya adalah seorang guru. Bahkan lebih dari itu, saya pernah dibilang sebagai seorang dosen. Bukan tanggung-tanggung pujian itu. Benar-benar saya jadi malu. Meskipun apa yang mereka lakukan itu adalah sebuah pujian, tapi bagi saya itu adalah ejekan yang begitu membuat diri saya malu dan muak.
Tahun 2005 saya menulis 1 buah skripsi. Desember 2006 kemarin saya menyelesaikan dua buah skripsi. Januari 2007, 1 buah skripsi saya selesaikan, total semuanya adalah 4 buah skripsi. Tapi semua itu skripsi milik orang lain yang ingin mendapat gelar Sarjana. Yang bikin saya malu adalah skripsi itu diterima oleh Dosen pembimbing, tanpa mendapat banyak coretan.
Perang batin berkecamuk di hati. Saya menerima imbalan atas skripsi yang telah saya kerjakan. Tapi batin saya kadang-kadang berontak dan membenci apa yang saya lakukan itu. Ini adalah sebuah kesalahan, saya telah menipu para Dosen, saya telah menipu bangsa, dan yang lebih memalukan, saya telah mengantarkan orang yang tidak pantas untuk mendapatkan gelar kesarjanaan.
Saya mencoba bercermin dari kesalahan yang telah saya lakukan ini. Kenapa saya tidak mewujudkan anggapan-anggapan yang tinggi dari orang-orang tentang saya? Kenapa saya tidak kuliah saja? Kenapa saya tidak berusaha menjadi seorang pendidik? Mampukah saya mewujudkan itu semua?