JANGAN BERDAKWAH, BERIKAN KETELADANAN
“Sampaikan dariku walau hanya satu ayat”
 Hadist Rasulullah tersebut pendorong bagi kaum Islam untuk menyebarkan 
dakwah. Ya, Dakwah ini pula belakangan menjadi trend bagi masyarakat 
kita, kemudian bermunculan pen-dakwah2 muda yang keren nampang di 
televisi, kita pun terbius tausiyah2 nan indah. Hampir seluruh televisi 
pula menayangkan program-progam tausiyah. Bahkan pendakwah lokal pun tak kalah keren dengan dai kondang di televisi.
 
 Pertanyaannya, semakin banyak kita mendengarkan dakwah, apakah sudah mampu merubah sikap kita menjadi lebih baik???
 
 Tapi sekarang kenapa semakin banyak koruptor tumbuh di negeri ini?? Ini
 yang sering bermain di benak saya. Baru-baru ini kita dengar kasus 
korupsi pengadaan Al Qur'an, daging impor yang dilakukan oleh tokoh politik dari partai Islam, pendiri 
pasantren tapi berprilaku bejat.
 
 Memasuki Ramadhan kemarin, 
saya bersama rekan-rekan Komunitas Wartawan Peduli Kasih (KOWALISI) melakukan kegiatan REAL, 
KONGKRIT yaitu pemberian santunan kepada masyarakat miskin dan pemulung.
 Ada yang merespon kegiatan ini dengan baik, namun tidak sedikit pula 
yang menaruh curiga dan mencemeeh apa yang kami lakukan. Apalagi 
kegiatan tersebut dipublikasikan luas melalui media masing-masing 
wartawan tsb.
 
 Lantas apa komentar mereka?
 "Wartawan tidak usahlah ngurus hal-hal begini, urus yang jelas-jelass sajalah, pembangunan daerah yang bla bla bla..."
 "Kenapa yang dibantu pemulung? Pemulung di Selatpanjang itu tidak miskin, pemulung di Selatpanjang itu adalah orang luar"
 "Kenyanglah, pasti banyak untung yang didapat, ya?"
 "Kalau mau bagi-bagi dan sedekah itu, tidak perlu dipamerkan"
 
 Atas reaksi tersebut saya tidak banyak BICARA, karena dakwah lisan 
sudah tidak mampu lagi membuka minda masyararakat kita. Meskipun 
dakwah disampaikan oleh seribu dai kondang, jika hati mereka sudah 
tertutup, mereka tidak akan bisa menerima apa-apa hikmah yang 
disampaikan. Karena keteladanan di saat sudah pudar, tidak seperi ketika
 zaman Rasulullah dan para Kalifahnya. Selain berdakwah, mereka juga 
memberikan sikap keteladanan dalam kehidupan mereka sehari-hari, sebuah 
tindakan yang NYATA. 
 
 Keteladanan, inilah yang harus dimiliki 
oleh para pemimpin, para orang tua, para tokoh masyarakat, para alim 
ulama, para guru dan pada diri kita sediri. Karena saat ini keteladanan itu sudah pudar dikalangan masyarakat kita. 
    


No comments:
Post a Comment