Thursday, November 17, 2005

Jangan Tertawakan Saya

Kemarin seseorang memperdengarkan saya sebuah pepatah Jawa, "Teklek kecemplung kalen, timbang golek luwih becik." Kurang lebih artinya adalah, sandal yang jatuh ke sungai lebih baik daripada cari yang lain. Benarkah?

Mungkin ada benarnya. Apalagi kalau sendal itu sudah banyak memberikan kenangan manis, sudah jauh menemani kita berjalan dan selalu setia mengalasi kaki kita. Tapi entah bagaimana caranya, alih-alih sandal itu jatuh ke sungai. Bisa jadi kelalaian si pemakai yang kurang berhati-hati. Bisa juga sandalnya sendiri yang ceburin ke sungai.

"Hah??!! Emangnya sandal punya kaki?" Kalau analogi yang kita pakai adalah sandal mungkin akan timbul pertanyaan tersebut. Tapi kalau sandal itu kita gantikan dengan seseuatu yang bergerak atau bernyawa, mungkin kita tidak terkejut mendengarkannya. Misalkan saja sendal itu kita gantikan dengan manusia.
Ah, saya sebenarnya malas membahas masalah ini. Ada rasa sakit di salah satu bagian tubuh saya. Begitu sakit, sehingga membuat air mata saya jatuh saat menuliskan ini. Rasanya saya tidak sanggup lagi mendengarkan pepatah Jawa tersebut. Saya hanya ingin berteriak sekeras-kerasnya agar dunia ini tahu saya sedang tidak sedih dan saya bisa melupakan sandal yang hilang itu. Tapi yang saya sedihkan adalah ketika dunia seolah mengejek dan mentertawakan karena saya kehilangan sebuah sandal.
Wahai dunia, jangan tertawakan saya.

11 comments:

Anonymous said...

Ha ha ha... lucu sekali tulisan ini. Antara pepatah yang dituliskan dengan artinya kok kayak "Jaka Sembung naik ojek"... Gak nyambung jek..

Setahu saya pepatah jawa itu seharusnya berbunyi "Teklek kecemplung kalen, tinimbang golek luwih becik balen". Kalimat pertama sama sekali tidak berarti, hanya untuk mengantar kalimat kedua... sebagaimana layaknya sebuah pantun. Yang punya arti justru kalimat kedua. Seperti misalnya ada sebuah pantun "buah mangga buah kedondong, jangan marah dongg...."

Jadi arti sebenarnya pepatah jawa itu adalah "daripada mencari-cari (tinimbang golek) lebih baik kembali (luwih becik balen). Ini adalah petuah yang sering diucapkan oleh sesepuh jawa dulu. Maksudnya apabila ada sepasang kekasih yang telah berhubungan lama dan tiba-tiba berpisah, disarankan untuk rukun kembali... Dievaluasi dulu kenapa kok berpisah, ingat2 dulu waktu pertama bertemu, saling mengungkapkan cinta. Jangan mempertahankan ego masing2, menonjolkan perbedaan aja, padahal tak terhitung persamaan yang ada.

Jangan sok bahwa aku bisa cari lagi yang lebih. Belum tentu!! Tunjukkan rasa syukur, yang dalam istilah jawa "narimo ing pandum", menerima apa yang ada dengan apa adanya...mensyukuri apa yang ada...

Begitcuuu nonn....

Cik Siti said...

Mas, haruskah saya kembali lagi pada orang yang dah nyakiti saya. Terus saya memohon kepadanya, "Honey, please come back to me." Gak lucu.

Haruskah saya merendahkan diri dihadapannya?
Haruskah saya bersaing dengan pasangan baru yang sudah dia pilih?

Sekarang mana yang lebih baik, kembali atau mencari yang baru?
Menurut saya, keduanya belum tentu baik.

Saya punya tandingan dengan pepatah jawa tersebut. Kata orang melayu, "Patah tumbuh hilang berganti."

Ini membuat perasaan saya lebih baik dari hari kemarin ketika saya mendengarkan pepatah Jawa tersebut.

Anonymous said...

mi,jgn memohon n ngemis ma co yg dah jls2 nyakitin km!!!harusnya km brsyukur ga jadi sama dia daripada nantinya dah terlanjur k pernikahan malahan susah,mungkin pepatah jawa itu kurang tepat utk kisah percintaan km.dah jelas2 dia yg mengakhiri.tunjukan bahwa kamu lebih baik tanpa dia dgn membuat sesuatu yg membanggakan (kl ak c ak bikin tu co nyesel mutusin ak :D)mi, d dunia ini co kan ga 1 inget ga lagu shaden "dunia belum berakhir bila kau putuskan ak, masih banyak teman2ku disini menemaniku..." ambil hikmahnya dari kejadian ini. hidup ini indah lho...jgn di habiskan utk menyesali sesuatu yg sudah jadi bubur, ok!!!

Anonymous said...

Cowok memang tidak hanya satu... tapi ingat non!, cowok yang bisa saling kasih hanya satu... gak mungkin cewek mau mengasihi banyak cowok.

Pepatah jawa itu ditujukan pada pasangan yang sudah bersusah payah membangun cinta kasih mereka dalam waktu yang begitu lama... trus tiba2 kandas ditengah jalan... Konteknya bukan siapa menyakiti siapa... tapi lebih cenderung untuk berembug kenapa bisa kandas... dibicarakan.. saling menerima... kalau memang gak bisa ya silahkan cari yang lebih cocok. Tapi biasanya untuk mencari yang baru ini, cenderung ingin mencari yang labih dari sebelumnya, karena dilandasi oleh perasaan "pernah disakiti". Sangat disayangkan bangunan kasih yg sudah didirikan dengan susah payah hancur begitu aja karena sebab tidak jelas.

Bermusyawarah untuk membicarakan sesuatu yang kusut bukanlah suatu yang hina, dan bukan dalam kategori mengemis. Dalam bermusyawarah semua pihak harus bisa menerima keputusan yang diambil untuk kepentingan bersama, termasuk harus bisa menerima bahwa ternyata cowokku itu telah mengasihi gadis lain karena bla.... bla.... Walaupun sakit, tapi paling tidak kita puas dan paham apa yang sedang terjadi, sehingga bisa mengambil sikap selanjutnya.

Manusia itu tempatnya khilaf, mungkin dalam bermusyawarah Allah SWT akan memberi hidayah pada semua pihak dan hasilnya di luar dugaan kita semua. Percayalah.

Kalau menurut saya, cinta itu hanya untuk orang yang kita sayangi. Tidak bisa menggunakan pepatah "Patah tumbuh hilang berganti". Apakah kita bisa dengan mudah mengalihkan cinta secara tiba2 pada orang lain?, Mengganti orang yang selama ini tersimpan dalam hati dengan (banyak) orang lain. Jangan membohongi diri sendiri.

Kalau memang kamu cinta dia, kejarlah dia sampai dapat....
Jodoh hanya bisa didapat dengan ikhtiar dan do'a. Shobar...

Cik Siti said...

Mas Raden, saya tegaskan di sini bahwa saya sekarang tidak lagi mencintai dia. Bukan karena benci dan sakit hati.

Kalau dulu saya memang mengharapkan dia kembali. Tapi tidak sekarang. Start saya menulis di blog ini, saya sudah melupakan dia. Barang kali ada beberapa tulisan saya yang menyinggung ke masa lalu saya, itu adalah karena ada yang coba mengungkit-ungkitnya.

Dan satu hal yang harus Mas garis bawahi, saya bukan tipe cewek yang mudah mengalihkan cinta secara tiba2 pada orang lain.

Btw, saya penasaran dengan Mas Raden. Naluri saya mengatakan Mas Raden ini orang yang kenal dengan saya, tapi siapa?

Saya ternyata blog saya ini sudah dikenali orang yang tidak saya kenal. Puji syukur kepada Allah. Btw, makasih Mas Raden yang udah mau memberikan komentarnya.

Untuk Hanny, ternyata kamu mengerti sekali dengan masalah ami. Makasih friend atas supportnya.

Anonymous said...

ada lagi : jaka sembung naik kerbo...gak nyambung bo!!

Anonymous said...

"Teklek kecemplung kalen, timbang golek aluwung balen."
bagusan
"Kalen dicemplung Teklek, timbang balen luwih becik Golek"

Cik Siti said...

waaah.. itu-itu aja nih, Walaupun begitu tetap sy gak ngerti bahasa Jawa. Hehehehehe... mungkin harus kursus dulu nih

Anonymous said...

cowo slalu berfikir menggunakan otak dan logika. klu cewe berfikir pakai apa yak ?? jdnya slalu tidak nyambung

Anonymous said...

Cewe seringnya menggunakan perasaan, itulah beda cewe dengan cowo yang selalu mengandalkan logika.

Kalau emang kita cowo, harusnya kita bisa mikir untuk tidak menyakiti perasaan cewe, karena mereka emang lemah, bentar-bentar nangis. Makanya cowo diutus menjadi pemimpin kaum cewe.

kita sbg cowo harusnya tau "karena wanita ingin dimengerti" seperti yang dikatakan Ada Band

jadi kalo milih cowo, pilihlah cowo yang bisa mengerti cewe, seperti gw ini kekekekkeekek........

aer air said...

Mantap nih blog

PeTuaH

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan