Monday, November 14, 2005

Pelajaran Dari Kecelakaan Keritang

Malang tidak berbau, begitulah yang dialami oleh kapal speed boat Keritang. Sekitar pukul 2.30 WIB, Minggu kemarin mengalami kecelakaan. Kapal penumpang jurusan Bengkalis-Selatpanjang itu terbalik di perairan Selat Tanjung Padang di depan Ketam Putih.

Dalam kejadian nahas tersebut, dua penumpang meninggal dunia, yaitu seorang Ibu rumah tangga bernama Asnah (44) dan anaknya Rosa (2). Dua korban tersebut berasal dari Selatpanjang, yang beralamat di Kampung Baru, Kelurahan Selatpanjang Selatan. Sedangkan suaminya dan seorang lagi anak laki-lakinya berhasil diselamatkan oleh warga setempat. Puluhan penumpang yang lainnnya berhasil diselamatkan dan segera dievakuasi ke RSUD Bengkalis. Diduga kecelakaan ini disebabkan karena kelebihan penumpang.

Suatu peristiwa yang hendaknya bisa dijadikan renungan dan pelajaran bagi kita semua, bagi apatur pemerintah, para pemilik kapal, nakhoda dan anak buahnya, dan para penumpang kapal.

Dari informasi yang saya dapatkan, kapal Keritang yang terbuat dari kayu tersebut selama ini tidak mempunyai izin resmi dari pihak yang berwajib, dalam hal ini adalah Syahbandar, atau KP3. Saya juga kurang mengerti tentang prosedur izn suatu kapal penumpang.

Yang harus dipertanyakan adalah, kenapa sebuah speed boat kayu bisa dibenarkan berlayar membawa penumpang sedangkan menurut peraturan hal itu tidak dibenarkan. Apalagi kapal tersebut tidak dilengkapi dengan safety yang memenuhi syarat, seperti pelampung darurat.

Dalam hal ini tidak bisa masyarakat menyalahkan sepenuhnya aparat pemerintah, kadang kita lupa, kita sering merasa sombong apabila berpijak di atas bumi kelahiran. Merasa menjadi anak jati negeri, lantas kita bisa saja melakukan apa saja tanpa menghiraukan peraturan yang sudah ditegakkan. Inilah yang sering melekat pada diri pengusaha kapal pribumi di Kabupaten Bengkalis. Kesombongan dan keserakahan selalu menyelubungi jiwa tanpa menghiraukan kerugian dan nyawa orang lain.

Boleh saja kita mengatakan ini adalah takdir Allah. Memang, pasti ada campur tanggan Allah dalam kecelakaan tersebut. Tapi harus diingat kelalaian manusia adalah faktor utamanya.

Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari kecelakaan ini, semoga mereka yang terkena musibah ini bisa menerima dengan tabah dan tawakal.

2 comments:

Anonymous said...

mi,kejadiannya kpn??kl dr pku mo ke selatpanjang lewat mn??apa dari bengkalis jg ya???gw kuatir ma nyokapnya ganni :(( mudah2an gpp
anw,gw turut berduka atas kejadian yg menimpa warga riau...

Cik Siti said...

Yeee... Ganni terus yang dikuatirkan. Hehehehee, tenang aja, nyokap Ganni bae2 aja. Korban yang meninggal cuma dua orang aja kok.
Kejadiannya hari minggu, 13 Nop 2005 kemarin.

PeTuaH

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan