Thursday, November 06, 2008

Sumber Pertengkaran Sebelum Menikah


Pengantar
Hehehe... Duh lama banget gak mampir ke sini. Maklum, sibuk dengan urusan-urusan periuk nasi. Ada sih, 1, 2 tulisan yang sudah jadi tapi blom sempat diedit. Tapi karena hari ini udah terlanjur login ke blog ini, dan dalam waktu bersamaan menemukan sebuah artikel manis, sebagai siraman buat blog ini, saya catut aja artikelnya. Mudah-mudahan bisa bermanfaat buat pembaca dan buat yang punya blog.
Selamat membaca.

Sumber Pertengkaran Sebelum Menikah

Menikah? Yang segera terbayang adalah pesta meriah dengan dana tak sedikit, memilih dan membeli baju pengantin, mengundang teman dan sanak keluarga. Tapi tahukah Anda, mengurus perencanaan pesta pernikahan merupakan masa percobaan dalam memasuki hidup perkawinan? Biasanya hal-hal yang dipermasalahkan merupakan petunjuk awal perselisihan yang akan terjadi di masa depan. Apa saja gerangan? Jangan khawatir, selalu ada cara untuk mengatasinya.

1. SOAL KELUARGA
Daftar keluarganya yang harus diundang setiap hari makin panjang, padahal tidak satu pun dari mereka yang peduli apalagi berniat membantu baik secara moril maupun materil. Perselisihan ini merupakan jenis pertengkaran yang bakal sering terjadi di masa mendatang. Sebaiknya bersikaplah tegas. Perlihatkan pada calon suami biaya yang akan dikeluarkan. Tunjukkan pula daftar keluarga Anda dan dia yang sekiranya akan diundang lalu bersama-sama tentukan mana yang perlu dicoret dari daftar demi penghematan. (Komen gw: Emang, sih.. untuk urusan ini sedikit repot juga. Meskipun masing-masing membuat pesta yang terpisah, masalah siapa yang diundang tetap menimbulkan perselisihan dalam keluarga masing-masing mempelai)

2. KETERLIBATAN MEMPELAI PRIA
Yang seriang terjadi, si dia malah terkesan tak peduli. Tapi jangan takut, Anda tetap bisa berharap lebih. Sebagai lelaki, biasanya mereka tidak terlalu mahfum masalah dekorasi ataupun model mutakhir untuk kebaya pengantin. Tetapi hal ini tidak berarti Anda kemudian tak melibatkannya. Coba tanyakan apa yang disukainya dan dukung dia untuk ikut terlibat. Pastikan tak ada masalah khusus, misalnya dia merasa orangtua Anda atau orangtuanya kelewat campur tangan urusan rencana pernikahan. (Komen gw: Ehem, rasanya nanti dia tidak mempermasalahkannya. I khow him. Hehehehe)

3. UANG
Anda sudah mengeluarkan sejumlah besar uang untuk membeli gaun pengantin sementara dia ingin berlibur ke Bali atau ke luar negeri. Masalah uang memang sensitif. Coba tanya pada diri sendiri, mengapa Anda ingin mengeluarkan sebegitu banyak uang untuk gaun pengantin? Hal ini perlu disepakati bersama. Paling tidak, bulan madu dapat dinikmati oleh Anda berdua. Duduk dan bicarakan dengan serius mengenai dana yang akan dikeluarkan untuk persiapan pernikahan ini. (Mmm... untuk yang ini no komen dulu, deh. Hihihihi)

4. ADAT ISTIADAT
"Sudahlah, kita enggak usah pakai upacara adat segala. Kelewat njlimet, capek," begitu biasanya komentar calon mempelai pria. Yang pertama harus dilakukan adalah memastikan calon pengantin pria mengerti apa yang diharapkan dari dirinya. Biasanya mereka tidak tahu bahwa Anda ingin mereka mempelajari tradisi keluarga/daerah asal Anda serta tata cara yang dianut. Topik ini dapat membuat hubungan Anda berdua menjadi lebih dekat, lho. Bila dibicarakan dengan cara yang tenang, damai, dan peka, pembahasannya akan menjadi kesempatan untuk mengenal lebih dekat tradisi masing-masing. (Komen gw: Alhamdulillah dapet sesuku, adat yang dipakai sama dan tidak menimbulkan masalah. Duhh... jadi gak sabar nih).

5. ESTETIKA
Dia menyukai warna hijau tua sementara Anda lebih suka hijau muda. Dia menginginkan ada lilin-liiln di atas meja makan, sementara Anda tidak. Susah, kan? Padahal, Anda ingin si dia lebih terlibat. Masalahnya, pada saat dia mengatakan pendapatnya, timbul lagi masalah baru. Sebaiknya, tentukan prioritas, saling dapat menerima pendapat masing-masing, dan berkompromi. Sangat bijaksana bila Anda berdua sudah mulai belajar bagaimana caranya menentukan prioritas serta berkompromi, karena hal ini akan selalu diperlukan di dalam kehidupan perkawinan Anda berdua kelak. (Hehehe... selama saya dan dia ini akur-akur aja untuk urusan yang satu ini :p )

6. TEMPAT
Masalah di mana acara akan diselenggarakan, juga kerap menimbulkan perdebatan dan diakhiri dengan pertengkaran. "Kenapa di Jakarta? Harusnya di Surabaya karena sebagian besar keluarga saya di sana," begitu contoh keluhan yang muncul. Agar tak berlarut, tanyakan padanya alasan dia memilih Jakarta dan bukan Surabaya. Apakah karena teman-teman Anda dan dia sebagian besar di Jakarta? Apakah dia lebih mementingkan teman-teman daripada keluarga? Mungkin jalan keluarnya, adakan pesta pernikahan yang resmi di Surabaya lalu Anda dapat mengadakan pesta khusus untuk teman Anda dan dia di Jakarta. (Komen gw: Hehehe... sekali lagi Alhamdulillah dapat orang sekampung, jadi gak pusing mikirkan tempat pesta. Gak kebayangkan deh, misalnya gw kerja di Batam kolega tentu banyaknya di Batam, dapat jodoh orang Tanjung Pinang. Jadi pusing mikir pesta di Selatpanjang, Batam or Tanjung Pinang, ya?)

7. CALON MEMPELAI WANITA SUPERSIBUK
Entah karena kelewat bahagia dan antusias, calon pengantin perempuan tiba-tiba jadi supersibuk menyiapkan segala sesuatunya dan sang kekasih merasa "ditinggal". Bila pesta pernikahan jadi lebih penting daripada hubungan Anda dan dia, Anda harus waspada. Wajar bila Anda menginginkan pesta yang meriah tetapi jangan sampai mengorbankan hubungan dengan si dia. Lagipula, untuk apa? Yang penting adalah masa depan Anda berdua, bukan? (Hehehehe... tradisi orang Melayu menuntut calon pengantin untuk tidak terlalu sibuk dengan urusan persiapan pernikahan, tenang saja...)

8. TUNANGAN ATAU TIDAK
Bertunangan dapat merupakan aset utama bagi Anda dan dia. Bertunangan merupakan cara lain untuk membicarakan masalah-masalah penting sebelum menikah, baik masalah keuangan maupun masalah-masalah lainnya. (Komen gw: pengen langsung aja hehehehe....)

9. MASA LALU
Dia tetap berteman baik dengan mantannya dan ingin mengundangnya ke acara pernikahan Anda berdua. Jelas, Anda tak setuju. Tapi kalau dipikir ulang, mengapa Anda harus pusing dengan masalah itu? Toh, dia sudah memilih Anda sebagai pendamping hidupnya. Jangan kacaukan perasaan Anda dengan rasa cemburu yang tidak perlu. Tunjukkan sikap yang bersahabat dengan mantannya, kenali dia, dan siapa tahu Anda akan menyukainya. (Komen gw: yee... gw menikah dengan dia, itu artinya dia udah jadi milik gw, buat apa cemburu dengan mantan pacarnya. Tul, gak?

Bila Anda merasa tidak nyaman dan tidak aman, mungkin Anda harus mempertimbangkan kembali pernikahan Anda. Mungkin Anda belum siap. Anda berdua perlu membicarakan, sejauh mana keterlibatan mantan Anda dan mantannya di dalam kehidupan Anda berdua.
(Komen Gw: Semua tergantung niat, niat dah mantab, yakin, terakhir pasrahkan kepada Allah, mohon kepadaNya semuanya berjalan baik-baik saja)

4 comments:

Diana Banks said...

"Gak kebayangkan deh, misalnya gw kerja di Batam kolega tentu banyaknya di Batam, dapat jodoh orang Tanjung Pinang. Jadi pusing mikir pesta di Selatpanjang, Batam or Tanjung Pinang, ya?"

hahahaha, kok persis kisah gw ya,,
Wah, jangan jangan jangan jangan..

eniwei, thx udah berbagi tips nya.

Cik Siti said...

hai Diana Bank!

Heheheheh... gak niat tuh!
Semoga sukses membina rumah tangga dengan Mas Agusnya, ya

Indra G Siu said...

waduh... tulisan bagus tapi sebaiknya sumber tulisan harus di cantumkan.
tapi saya lebih suka tulisan orisinil ami sendiri.
ini bang indra hendak memperkenalkan blog baru abang
http://sagumeranti.blogspot.com
please komen ye...?

Anonymous said...

ehh... ngemeng-ngemeng... nyang nulis udah menikah belum? Kok bisa tahu permasalahan pesta pra nikah detil banget ya...

PeTuaH

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan