Cinta Semusim
Beberapa waktu yang lalu aku lihat wajah mereka berseri-seri penuh dengan cinta.
Kata-kata yang keluar adalah kata-kata cinta yang indah.
Tak hentinya mereka melantunkan pujian, mengalun dengan merdu, merasuk jiwa yang mendengarnya.
Malam mereka bagaikan siang, senantiasa hidup. Mata yang terlelap, ikhlas terjaga.
Malam mereka bercengkrama, dan melepas rindu. Terkadang diiring dengan isak dan tangis berharap tak berpisah dari kasih sayang.
Siang hari, wajah mereka tetap berseri-seri memancarkan cahaya cinta.
Tetap tegar menjalani hari seberat apapun dengan santun.
Hatipun berkecamuk tak sabar menunggu hadirnya malam agar kembali bercengkrama.
Aku pun begitu, melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan.
Tapi waktu itu telah berlalu.
Berganti dengan hari lain, yang membuat mereka larut dan melupakan cinta yang mereka cari. Cinta mereka hanya cinta semusim.
Cintaku juga begitu, cinta semusim.
Harusnya aku malu. Ya, aku malu pada Allah.
Ketika Ramdahan aku memohon rahmat dan ampunan
Ketika Ramadhan aku mendapatkan rahmat dan ampunan
Ketika semuanya berakhir, aku lalai, aku lupa dengan cinta maha besarNya.
Ya, Allah…
Ambillah rahmat yang telah Kau berikan kepadaku
Jangan kau ampuni dosa-dosa dimasa laluku
Jika aku tak mampu menghidupkan kembali malam-malamku
Malam yang pernah ku hiasi dengan dzikir dan tahajud
Malam yang pernah ku lantunkan ayat-ayatMu
Jangan berikan rahmat dan ampunanMu
Jika cintaku hanya cinta semusim
No comments:
Post a Comment