Kesalahan Info Selatpanjang di Wikipedia
Setelah sekian lama tidak melakukan pengecekan 'ranking' dengan keyword 'selatpanjang', hari ini aku lihat ada kemajuan. blog ini berada pada urutan kedua, setelah Wikipedia berbahasa Indonesia ( id.wikipedia.org/wiki/Selatpanjang )
Akupun jadi tertarik membaca informasi tentang kampung kelahiranku di Wikipedia. Namun ada beberapa kesalahan yang ada di informasi tersebut. Entah siapa yang menulis informasi tersebut di Wikipedia. Dibawah ini adalah kutipan yang tertulis di Wikipedia.
Selain itu, Selatpanjang merupakan pulau penghasil sagu, kelapa sawit dan yang cukup besar.
Satu lagi yang tidak boleh dilupakan dari Selatpanjang adalah sarang burung walet yang ramai diperjual belikan di Selatpanjang. Jika anda berkunjung ke Selatpanjang, maka anda begitu keluar dari kapal, akan langsung mendengar suara burung walet. Suara burung walet ini bisa didengar di seluruh penjuru kota Selatpanjang yang membuat semua orang yang berkunjung ke kota Selatpanjang bisa menikmati keadaan natur.
Kesalahan yang pertama, Selatpanjang sekarang tidak lagi penghasil sagu. Pada jalan dahulu memang Selatpanjang dikenal sebagai daerah penghasil sagu, karena daerah Selatpanjang dulunya banyak ditumbuhi pohon sagu. Daerah-daerah yang dulunya dijadikan sebagai perkebunan Rumbia (sagu) adalah daerah Borot, yaitu dari Jalan Pembangunan hingga ke Dorak, maka dari itu Selatpanjang digelar dengan kota sagu. Perkebunan lainnya yang ada di Selatpanjang adalah karet, banyak terdapat di Alahair hingga insit.
Namun saat ini kebun-kebun tersebut sudah tidak dijumpai di kota Selatpanjang, perkebunan tersebut sudah beralih fungsi menjadi pemukiman masyarakat seiring perkembangan zaman dengan pertambahan jumlah penduduk. Saat ini perkebunan Rumbia masih banyak terdapat di daerah Pulau Rangsang, dan daerah Kecamatan Tebing Tinggi Barat (Alai), dan beberapa desa yang berada di Kecamatan Tebing Tinggi. Mungkin sebenarnya apa yang ingin disampaikan oleh sang penulis di Wikipedia adalah Selatpanjang adalah daerah yang saat ini hanya menjual hasil dari produksi sagu, misalnya Mie sagu. Sedangkan produksi tepung sagu (basah), langsung dipasarkan dari bangsal-bangsal sagu ke pulau Jawa.
Kesalahan yang kedua, Selatpanjang tidak memiliki perkebunan kelapa sawit yang cukup besar. Kebun sawit dari mana, tuh? Ini adalah kesalahan yang terbesar dari informasi di Wikipedia. Penanaman sawit saat ini baru dimulai di Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebing Tinggi Barat.
Kesalahan Ketiga, masalah burung walet. Tidak dipungkiri, Selatpanjang memiliki banyak penangkaran burung walet, namun penulis membuat daerah Selatpanjang seolah-olah adalah daerah yang burung walet yang alami. Padahal suara burung walet tersebut berasal dari kaset-kaset penangkaran burung walet. Masyarakat Selatpanjang pada umumnya merasa terganggu dengan suara-suara itu. Belum lagi tata kota yang rusak dengan adanya penangkaran burung walet ini. Penangkaran tersebut juga ilegal, karena bertentangan dengan Perda yang mengharuskan membuat penangkaran burung walet sejauh 1 km dari pemukiman masyarakat. Saat ini ratusan penangkaran burung waret berada di tengah-tengah kota Selatpanjang, bahkan ada yang berhampiran dengan Sekolah yang menganggu aktifitas dan konsentrasi siswa dalam proses belajar mengajar.
SMPN 3 (Dulunya SMPN 2) yang terletak di jalan Siak Sri Indrapura, Selatpanjang